Posted by : Unknown June 12, 2013

Di tahun 1999 silam, khalayak penonton di berbagai belahan dunia telah dibukakan matanya untuk pertama kali kepada The Sixth Sense, yang membangun segala elemen di dalamnya dengan cermat. Tak pelak, nama seorang sutradara berkebangsaan India yang berada di balik kesuksesan film itu pun ikut terangkat. Dan, dunia pun akan lebih mengingatnya sejak itu, ia adalah M. Night Shyamalan.
Dengan penekanan pada kata ‘lebih mengingatnya’ di atas bisa jadi bakal memunculkan semacam ironisme. Begitulah yang nyatanya terjadi, Shyamalan tak lagi bisa menyamai kesuksesannya kala menggarap film yang meroketkan aktor kanak-kanak Haley Joel Osment ke jagat perbintangan di Hollywood itu. Tahun demi tahun, kualitas penyutradaraannya jadi terasa makin menurun.



Anehnya, hal itu terjadi secara berkelanjutan. Makin terasa jeblok adalah saat rilisnya Lady in the Water di tahun 2006, disusul oleh gagalnya The Happening pada dua tahun kemudian per 2008, dan hancur lebur melalui The Last Airbender kala rilis pada tahun 2010. Hingga banyak pihak pun makin meragukan kapasitasnya sebagai seorang sutradara, meski tetaplah menimbulkan penasaran.
Begitulah yang terjadi pada upaya terbarunya, After Earth, sebuah science fiction beraromakan survival yang dibawakan dengan nafas drama. Butreally. Setelah menontonnya, saya malah jadi terheran-heran sendiri. Shyamalan benar-benar menanggalkan tekniknya yang khas dari film-film sebelumnya, dan jadi sangat bergantung pada gaya penceritaan yang standar secara sinematik.
Tragisnya, cerita di dalam film yang dibintangi oleh Will Smith dan puteranya, Jaden Smith, tersebut jadi tak memberikan kedekatan yang emosional bagi para penontonnya. Detil-detil yang diberikan pun terasa hanya sekedarnya, seperti cuma dibeberkan seperlunya demi mengikuti adegan-adegan yang ada saja. Dan, parahnya,plot yang digelontorkan pun sangat, sangatlah mudah untuk ditebak.
Di awal After Earth, sebuah prolog mengenai kondisi yang terjadi di dalam film langsung dibeberkan, yang terdengar seperti basa-basi. Tepat seribu tahun ke depan setelah saat ini, kerusakan alam yang begitu parah telah memaksa kaum manusia untuk meninggalkan Bumi, dan mencari tempat tinggal baru di luar angkasa. Salah satu planet yang didatangi, nyatanya memunculkan musuh baru.



Berperangai kejam, alien yang kemudian diidentifikasi dengan sebutan Ursa tersebut sebenarnya tak memiliki mata. Sebagai gantinya, mereka bisa melacak keberadaan kaum manusia melalui feromon, yang akan dilepaskan tubuh kita secara otomatis kala merasa ketakutan. It means, they can smell our fear. Yang bisa menandingi mereka adalah para Ranger, manusia terpilih yang dilatih secara khusus.
Mengimpikan untuk dapat tergabung ke jajaran Ranger, seorang bocah lelaki bernama Kitai Raige (Jaden Smith) pun bergabung sebagai kadet. Sayangnya, Kitai masih belum cukup dewasa demi mengendalikan dirinya. Mungkin hal itu terjadi karena rasa frustasi yang menumpuk sejak kecil. Mengapa tidak? Ayahnya adalah General Cypher Raige (Will Smith), seorang legenda hidup.




Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome

New

Popular Post

Pages - Menu

- Copyright © IonX-anime -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -